Disudut pagi aku di jajah sepi
Embun begitu rapuh
Ia jatuh satu persatu tanpa komando
Namun aku benci
Benci dengan irama tetesannya
Iramanya tiada cela
Belum lagi langit berubah warna
Hatiku sudah berubah keruh
Ingin ku bunuh saja sepi
Ia tiada penat menyambangiku
Mendampingi seolah kekasih setia
Saat embun mengendap
Aku melonjak
Bayangku, sepi akan meredup
sementara menunggu malam
tapi tak ada beda
di singgasana malam, sepi kembali bertahta
menjelma menjadi lautan rindu,
benci, aku benci rindu ini..
bisakah hanya ada aku
tanpa ada sepi dan rindu ?
hamparan angan, 26, September 2011, 11.25 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar